Kurang lebih 3200 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Cari Blog Ini

28 Oktober 2008

Aku pada hari itu!

Bilamana angin berlalu pergi meninggalkanmu, melepas ari dan tak kunjung kembali. Aku akan tetap dengan sayap yang yang kuminta dari malaikat Jibril menutupi tubuhmu yang mengigil itu. Dan aku akan tetap terjaga sampai kau benar - benar tertidur lelap dengan mimpi - mimpi yang bersembunyi pada siang hari. Tidaklah aku merasa kuat dengan apa yang kukatakan tapi lihat apa yang akan kulakukan!

Aku sudah melalui apa yang harus kulalui sampai kaki ini harus berpijak pada pecahan - pecahan masa lalu. Kau bilang luka itu adalah sesuatu yang harus kau buang dengan pecahan - pecahan tersebut, ikutlah aku dengan rayuanmu, menyelinap di bawah terik matahari, menyulam kain yang lusuh untuk dijadikan syal ketika hujan nanti. Aku terus melihat, menatap dengan seksama kanvas yang dilukis sang Maha Pencipta. Itulah dirimu yang dengan senyuman seperti dahan dahan yang dihinggapi kupu kupu kecil penghias taman surga Firdaus.

Aku menatap langit pada malam itu, bersenda gurau dengan bintang bintang, namun mereka tak sepatahpun berbicara. Namun aku sangat yakin bahwa berkilaunya mereka pada malam itu adalah tanda bahwa mereka akan terus bersama kita, berbisik bahwa kau dan aku ditakdirkan bertemu dan bercerita. Usaplah debu pada buku kemarin itu, dan tulislah kembali kisah baru, diantara angin dan suara dawai dimana kita terpanggil disuatu tempat untuk bertemu.

Aku ini bukan Shakespeare!

* Saya suka dengan karyamu ini wahai sang penulis (anggaflash), kuyakini !

---------------------------------potong disini--------------------------------------

Celoteh sikit about piris ku wat mymet

I’m Affraid
Current mood: confused

I want to be Loved, But You don't seem to love me

I wander within that repettition

I found one answer that even if I'm scared, even if I'm hurt

I can say I love U to the person who I love

Do you love me? or not love me?

As for things like that. it's already fine either way

No matter how I wish

there are many unchangeable things in the world, right?

that's right, and because only the fact of my loving you

Is the turth uncganeable by anyone

I want to overcome the thousands of nights and tell it to you

I want to be loved, but you don't seem to love me

I found one answer, that even if I'm scared, even of I'm hurt

*play ST12 - Saat Terakhir

20 Oktober 2008

Bali in the Future

Mengapa orang dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan sebagainya datang berduyun-duyun ke pantai Kuta dan pantai Sanur di Bali? Bukankah di negara mereka sendiri terdapat banyak pantai yang mungkin saja pemandangan alamnya lebih indah daripada pemandangan pantai Kuta dan Sanur di Bali tersebut? Bila kita kaji lebih dalam, ternyata yang menjadi tujuan mereka, para turis asing tersebut adalah ingin melihat Kebudayaan Bali yang terkenal eksotik dan unik, yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat mereka. Bila Bali tidak menawarkan kebudayaan masyarakatnya tersebut, mungkin tidak akan ada daya tarik para wisatawan untuk mengunjunginya.
Hal itu sebenarnya merupakan gambaran konkret dari konsep pariwisata budaya yang istilahnya sering disebut-sebut oleh para pengambil kebijakan (pemerintah) dan para akademisi, namun seringkali sulit untuk dijelaskan dalam definisi konseptual yang operasional, terutama dalam menyepakati konsep kebudayaan itu sendiri.

Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang melimpah. Bangsa kita merupakan bangsa yang serba multi, baik itu multi-insuler, multibudaya, multibahasa, maupun multiagama. Kesemuanya itu bila dikelola dengan baik dapat dijadikan sebagai potensi untuk memakmurkan rakyat dan memajukan bangsa kita.
Sayangnya, dalam wacana pariwisata budaya di tingkat nasional, yang seringkali dijadikan rujukan dan contoh adalah pariwisata di Bali. Seolah-olah hanya daerah Bali yang hanya bisa dimajukan pariwisata budayanya untuk menarik kunjungan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tidak salah memang bila kita membanggakan keberhasilan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia yang telah menghasilkan sumbangan devisa terhadap negara dalam jumlah besar. Namun bila kita terjebak hanya mengandalkan satu daerah Bali saja, maka kemajuan pariwisata Indonesia akan mengalami ketergantungan yang sangat tinggi terhadap daerah tersebut. Hal ini terbukti, ketika di Bali terjadi tragedi bom yang diledakkan oleh kaum teroris, maka penerimaan devisa negara kita di bidang pariwisata menjadi anjlok.

Pantai Kuta





Mendengar nama Pantai Kuta (baca: Kute), semua orang pasti langsung mengasosiasikannya dengan pulau dewata Bali. Tidak banyak orang yang tahu bahwa di pantai selatan Pulau Lombok juga terdapat sebuah pantai indah yang juga bernama Kuta.

Keunikan dari pantai ini yaitu dari area pantai yang dilingkungi oleh perbukitan, pasirnya yang berwarna sangat putih dan sangat sepi pengunjung, terlebih di hari kerja. Pantai Kuta Lombok tampaknya belum banyak dieksploitasi oleh pemerintah daerah setempat untuk dijadikan tujuan wisata unggulan selain Senggigi yang namanya sudah mendunia.






Ada banyak cara sebenarnya untuk memajukan pariwisata negara kita. Memang untuk memajukan pariwisata budaya bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat kita. Namun tentunya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta Dinas Pariwisata di seluruh daerah di Indonesia, sebagai instansi pemerintah yang bertugas memajukan kebudayaan dan pariwisata Indonesia, memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Pertama, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan fungsinya yang hanya sebagai perumus kebijakan, harus berani dan tegas menentukan konsep, visi, dan misi pariwisata budaya Indonesia. Keberanian untuk menyepakati konsep pariwisata dan budaya juga harus dilakukan karena dalam dunia akademik tidak akan pernah disepakati kedua konsep tersebut yang disebabkan oleh selalu adanya dialektika antara temuan dan pemikiran cendekiawan satu dengan yang lainnya.

( Sumber Foto : Google.com )

14 Oktober 2008

Indonesia Prakarsai World Ocean Conference 2009

JAKARTA, SELASA - Indonesia akan memprakarsai World Ocean Conference (WOC) 2009 yang digelar pada 11-15 Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara, dan mendeklarasikan Manado Ocean Declaration (MOD). Saat jumpa pers dengan media di Hotel Borobudur siang ini, Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Susilo mengatakan, even ini merupakan pertama kalinya Indonesia memiliki inisiatif untuk mengadakan konferensi internasional.

“Tema konferensi internasional ini ‘Ocean and Climate Change’ yang ingin mengangkat keberadaan laut dalam peran dan fungi strategisnya terhadap perubahan iklim global,” ujar Indroyono.
Acara tersebut akan dihadiri sekitar 1.000 peserta dari 111 negara yang memiliki laut, terdiri dari negara maju dan negara berkembang. Selain itu dikatakan Staf Ahli Menteri Bidang Kebijakan Publik Departemen Kelautan dan Perikanan Gellwyn Jusuf, tujuan diadakan seminar ini untuk menggalang komitmen masyarakat dunia dalam memelihara fungsi laut sebagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Saat WOC 2009 berlangsung, dituturkan Gelwyn, akan dilakukan beberapa kegiatan, seperti Coral Triangle Initiative (CTI). Pertemuan ini dihadiri Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. “Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar sudah seharusnya memprakarsai konferensi tentang laut. Negara-negara lain itu menunggu kita bereaksi dan pasti mereka mendukung,” tuturnya.

Konferensi ini akan membahas peran laut dalam perubahan iklim global, keanekaragaman hayati laut dunia, industri dan jasa maritim, mitigasi bencana alam di laut, dan pengelolaan laut dan pesisir terpadu berdasar ekosistem. “Kami mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama, selain pelaksana Deplu RI, Departemen Kelautan dan Perikanan, LSM juga kami libatkan,” tutur Gellwyn.


12 Oktober 2008

Ramah Sampah



Belajar ramah pada lingkungan tak harus selalu dalam bentuk pelajaran yang diikuti ujian. Belajar ramah pada lingkungan bisa kita mulai dari kebiasaan sehari-hari. Sebagai salah satu cara untuk membiasakan diri, kita semua harus belajar ramah pada lingkungan.
Barangkali, kebiasaan-kebiasan ini dapat anda lakukan.
Kotak Kardus
Saya biasa menggunakan kotak kardus sebagai wadah-wadah penyimpanan.
Saya meminta kardus-kardus bekas botol air mineral atau minuman kotak di kantin sekolah. Alternatif lain, anda bisa meminta kotak bekas kertas rim di kedai fotokopi.
Kardus-kardus yang saya gunakan, luas dasarnya sesuai dengan ukuran kertas A4 atau ukuran kertas folio. Saya memotong kardus besar itu agar tingginya hanya sekitar 8 cm. Agar lebih menarik, saya membungkus kardus-kardus itu dengan kertas warna warni seperti kertas kado.
Kardus-kardus ini banyak gunanya di dalam kelas. Saya biasa menggunakannya sebagai tempat kertas, tempat mengumpulkan tugas, tempat alat tulis, dan lain sebagainya. Saya tak perlu membeli wadah-wadah plastik.

Kaleng bekas
Kaleng bekas permen atau rokok bisa digunakan sebagai tempat pensil. Saya mengecat dasarnya agar merk tidak terlihat. Anak-anak melanjutkan dengan menghias kaleng-kaleng mereka dengan menempel gambar atau mewarnai/menggambarinya dengan cat minyak.

Kertas Bekas
Kertas bekas hasil salah print, sisa fotokopi, dan lain sebagainya saya kumpulkan dalam satu kotak. Saya dan anak-anak menggunakannya setiap kami membutuhkan kertas untuk corat-coret, membuat draft, main surat-suratan, dan menggambar.
Jika selesai menggunakan kertas warna-warni, anak-anak pun terbiasa untuk menyimpan sisa-sisa kertas yang masih bisa digunakan, tak langsung membuang semuanya!

Daur ulang pensil dan crayon
Anak-anak sering menghabiskan waktu hanya untuk meraut pensil. Saya menyediakan sebuah kotak untuk pensil-pensil yang sudah pendek sekali. Pensil-pensil itu disimpan dalam keadaan tajam dan siap digunakan. Setiap kali ada pensil yang patah atau tumpul sementara kami sibuk bekerja, anak-anak akan mengambil pensil pendek cadangan ini. Tanpa disadari kami menngambil persediaan pensil baru lebih jarang dari biasanya.

Kotak Bekas Sepatu
Kami membuat kotak surat untuk setiap anak dari kotak bekas sepatu. Anak-anak menghias kotak itu dengan gaya mereka sendiri. Ini jadi kotak surat pribadi bagi kami di dalam kelas, tempat kami saling berkirim pesan. Menyenangkan, punya sesuatu yang bersifat pribadi, sekaligus melatih kami untuk terbiasa menulis.

Menyimpan Paperclip
Dengan kelas yang bookless, paperclip adalah piranti penting di kelas kami. Kami membiasakan diri memakai ulang paperclip sesering mungkin. Coba tebak berapa kotak paperclip yang kami butuhkan dalam 1 tahun ajaran? Dua kotak saja! Itupun kebanyakan terpakai karena sudah tak bisa menjepit kertas lagi.

Makan bersama
Makan bersama di saat istirahat sekolah sangat menyenangkan. Membawa bekal sendiri, bertukar percakapan tentang banyak hal, jadi kebiasaan kami sehari-hari. Anak-anak tak canggung membawa bekal sendiri, karena kami semua melakukannya.

Membawa minum sendiri
Kami membawa botol minum sendiri. Hemat, tidak membuat sampah, dan kami lebih banyak minum.
Menggunakan Lap/Handuk, bukan tissue
Acara makan bersama akan dimulai dan diakhiri dengan kegiatan cuci tangan. Daripada memakai tissue, kami memilih lap atau handuk. Tentu saja lap dan handuk dicuci setiap hari!

Membuat Tas Kain
Setiap akhir minggu, anak-anak perlu membawa banyak hasil karya hasil kerjanya. Agar tidak repot, anak-anak membuat tas kain dari belacu, dan menghiasnya gambar-gambar kesukaan mereka. Jika perlu membawa banyak barang, kami menggunakannya.

Bertanya, dan membuka berbagai kemungkinan
Pernahkah kita bertanya, apakah boleh menggunakan kotak makan sendiri saat membeli makanan untuk take away? Pernahkah kita bertanya, apakah kita boleh memakai kertas bekas yang dibawa sendiri untuk fotokopi? Pernahkah kita berpikir untuk membawa tas yang lebih besar saat belanja dan menolak kantong plastik? Tidak sulit lho, sungguh.

Let’s Go Green dengan Ponsel Anda

Mari Selamatkan Bumi Tercinta Kita. Mungkin telah banyak anda dengar slogan-slogan serupa yang intinya mengajak kita untuk menjadikan bumi ini lebih hijau, lebih natural, lebih menyejukkan dan menyelamatkan bumi ini dari bahaya Global Warming.Mungkin slogan hanya tinggal slogan, kalau tanpa usaha nyata, ribuan dolar atau milyaran rupiah jadi terbuang percuma.
Padahal bagi anda yang punya ponsel atau ponsel, dan penulis yakin hampir semua dari kita pasti punya ponsel, ada langkah kecil untuk mendukung gerakan anti global warming dan membantu bumi kita menjadi lebih hijau. Sebuah langkah kecil, tapi sangat berguna untuk menjadikan bumi tercinta ini lebih hijau dan tentu lebih nyaman untuk kita diami.
1. Charge Ponsel anda secara teratur pada saat baterai benar-benar mau habis
Ada beberapa dari kita yang men-charge ponselnya secara teratur pada malam hari, tanpa memperdulikan apakah baterainya masih banyak atau tinggal sedikit. Padahal ini merupakan langkah yang sia-sia dan menghambur-hamburkan energi. Kalau baterai anda belum mau habis dan ponsel masih bisa digunakan, sebaiknya hindari untuk mencharge ponsel. Selain anda bisa menghemat energi listrik, umur baterai ponsel andapun bisa lebih panjang.

2. Lepaskan Charger Anda
Setelah selesai mencharge ponsel anda, sebaiknya anda lepaskan charger anda dari sumber listrik, karena meskipun dalam keadaan tidak terhubung dengan ponsel, charger yang terhubung dengan sumber listrik masih mengkonsumsi energi listrik meskipun dalam skala kecil.

3. Membaca Buku, Majalah, Koran dan Menulis Catatan dengan Ponsel Anda
Tahukah anda ribuan pohon sirna hanya untuk membuat kertas, karena itu mulailah pergunakan ponsel untuk membaca buku, majalah, koran secara online. Selain itu, pergunakan ponsel anda sebagai buku catatan daripada anda menggunakan kertas. Dengan begitu anda telah menyelamatkan beberapa pohon dan menjaga bumi ini tetap hijau.

4. Minimalkan Backlight
Jika layar ponsel anda menyala dalam waktu lama, sebaiknya atur kekontrasannya seminimal mungkin.

5. Matikan Ponsel Anda
Anda berada di pesawat, atau anda berada di daerah yang tidak ada sinyal, dimana anda tidak bisa dihubungi. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya matikan saja ponsel anda. Sehingga anda bisa menghemat pemakaian energi baterai ponsel anda.

6. Belilah Ponsel sesuai kebutuhan
Kalau ponsel anda yang sekarang masih bagus dan masih dapat digunakan, sebaiknya urungkan niat untuk membeli ponsel baru. Belilah ponsel ketika anda emang benar-benar memerlukannya.

7. Pergunakan GPS
Bila ponsel anda dilengkapi dengan fitur GPS, sebaiknya manfaatkan fasilitas ini sebagai navigasi anda ketika berkendaraan. Sehingga anda bisa menghemat waktu dan bensin mobil anda.

8. Charge Ponsel anda dengan Charger alternatif
Saat ini telah tersedia charger dengan tenaga surya, kenapa tidak anda manfaatkan charger seperti ini untuk menghemat pemakaian energi listrik kita.

Go Green



Di tengah marak-maraknya penerapan social marketing khususnya mengenai lingkungan hidup sebagai salah satu strategi komunikasi banyak perusahaan, saya melihat semua perusahaan bergerak di dalam satu jalur yang sama untuk menuju kehidupan “green” tersebut tanpa menyadari ada hal aneh yang terjadi di sini. Semakin gencar kata-kata Go Green disebutkan melalui iklan, seharusnya kan semakin banyak pula masyarakat yang memiliki kesadaran akan lingkungannya. Oke kesadaran masyarakat mungkin emang tumbuh, tapi dengan komunikasi yang sedemikian banyaknya mengenai isu lingkungan, pertumbuhan kepedulian terhadap lingkungan tidak bisa dikatakan sebanding.
Akui saja kalau masih banyak kita lihat manusia-manusia yang tidak rela tasnya dipenuhi oleh bungkus permen bekas/bungkus tisu dan malah memilih membuangnya begitu aja dengan alasan ngga ada tempat sampah. Atau juga ngga jarang ada pengemudi mobil yang juga ngga rela di dalam mobilnya ada botol bekas dan memilih membuang botol bekas itu di tengah jalan.

Ada apa ya? Padahal kita tentu udah sering banget dengar kata-kata “Mari Hijaukan Bumi Kita”, “Jaga Bumi Kita Demi Generasi Berikutnya” dan bla bla bla yang lainnya yang disampaikan oleh pesan dari pemerintah maupun swasta. Tapi kenapa masih banyak manusia yang egois yang justru merusak lingkungan.


Ada pesan menarik yang gw baca dari seorang ahli lingkungan dari Norwegia. Dia bilang begini “Sudah saatnya kita lestarikan lingkungan hidup, bukan demi paus bungkuk, bukan demi penyu belimbing, dan bukan juga demi badak jawa, tetapi demi kelangsungan manusia sendiri”. Pesan yang egois ya? Tapi inilah manusia, betapapun manusia memiliki sifat sosial, ada sisi egois dari manusia. Sisi yang kejam yang hanya mikirin diri sendirinya aja.


Sudah terlalu banyak pesan yang mengajak kita untuk maju bersama lestarikan lingkungan. Jangan buat masyarakat semakin jenuh dengan kata-kata itu. Ajak setiap individu untuk kembali mementingkan dirinya sendiri, untuk menjadi egois demi lingkungan tempat tinggalnya sendiri, untuk kembali ke kodrat manusia yang bukan hanya makhluk sosial, tapi juga makhluk yang individualis. Kata-kata “bersama kita bisa” sudah ketinggalan zaman, tumbuhkan keegoisan masing-masing demi lingkungan sendiri-sendiri, sebab toh akumulasi dari sendiri-sendiri itu akan menciptakan sesuatu yang besar. Pendekatan komunikasi yang patut dicoba kan?
Dan kembali mengingatkan “sudah saatnya kita lestarikan lingkungan hidup, bukan demi paus bungkuk, bukan demi penyu belimbing, dan bukan juga demi orang utan-orang utan yang baca tulisan ini, tetapi demi kelangsungan manusia sendiri-sendiri”.



foto:www.va.gov