Kurang lebih 3200 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Cari Blog Ini

08 Agustus 2010

Sakit Maag, Lebih Karena Emosi Daripada Lapar


Mereka yang menderita maag menjadi ragu untuk puasa, padahal sebenarnya puasa justru baik lho untuk penderita maag!



- Ramadhan tiba, bulan penuh berkah yang selalu dinanti umat muslim. Momen di mana kita mulai mengubah rutinitas dan menjalani ritual sahur di malam hari. Mungkin bagi orang dengan kondisi badan sehat bisa menjalani puasa tanpa rasa khawatir, namun bagaimana dengan penderita maag? Padahal gangguan yang mereka alami menabukan makan terlambat.

Bertentangan dengan ketakutan pada umumnya, dr Shahid Athar, dari Clinical Associate Professor of Internal Medicine and Endocrinology, Indiana University School of Medicine-Indianapolis, menyatakan puasa justru bisa menjadi obat manjur bagi mereka yang mengalami gangguan lambung.

Dalam tulisannya di Moroccotimes, Athar mengatakan maag bisa sembuh dengan menjalani puasa, sebab rata-rata penyakit maag itu lebih sering timbul karena pengaruh emosi dan psikis yang berlebihan.

Sebenarnya kelainan yang terjadi pada usus atau lambung, tak separah dengan apa yang dirasakan. Banyak penderita merasa sakit benar saat maag, tapi sebenarnya kelainan di lambungnya tak seberapa, dan itu biasanya terjadi karena pengaruh emosi.

Menurut Athar, dengan berpuasa seseorang bisa lebih siap secara emosi dan siap mengubah pola makan mereka selama berpuasa. Namun dengan berpuasa yang mengharuskan seseorang menahan lapar dan haus dalam sehari membuat emosi kita lebih siap menerima itu, sehingga rasa perih dan sebah yang biasa menyertai sakit maag justru tak terasa.

Terlebih tubuh manusia memiliki kemampuan alami yang sifatnya bisa mengatur kapan kita siap menerima makanan atau kapan kita harus menahan diri dari rasa lapar. Misalnya, jika sedang tak berpuasa, kita sudah pasti terbiasa dengan jam pola makan (sarapan, makan siang dan makan malam) dengan pola teratur. Namun, saat berpuasa dan kita siap untuk itu, maka tubuh secara otomatis mampu menerima perubahan tersebut, dan segera mengadaptasi 'kebingungan' ritme tubuh.

Dr Athar juga tak menampik bahwa maag tidak hanya disebabkan oleh kontrol emosi, karena maag juga bisa muncul akibat kebiasaan kita dalam mengkonsumsi makanan, misalnya makanan pedas, asam, berlemak tinggi, kopi, soft drink, dan alkohol. Namun dari semua itu, faktor emosi lebih mendominasi.

0 komentar: